Beranda | Artikel
Talbis Iblis Untuk Bersafar Tanpa Bekal
Kamis, 12 Oktober 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Talbis Iblis Untuk Bersafar Tanpa Bekal ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 24 Rabi’ul Awal 1445 H / 9 Oktober 2023 M.

Kajian Tentang Talbis Iblis Untuk Bersafar Tanpa Bekal

…وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ…

“Dan berbekallah kamu, dan sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 197)

Perintah untuk membawa bekal ini mencakup semua perbekalan yang diperlukan dalam perjalanan, seperti pakaian, makanan, uang, dan segala sesuatu yang dibutuhkan. Sebagai contoh, saat melakukan perjalanan ke tempat yang dingin, seorang hendaknya membawa pakaian hangat seperti jaket. Misalnya lagi ketika ingin bersafar ke luar negeri seseorang membawa dokumen identitas seperti paspor, surat-surat, dan hal-hal lainnya harus dibawa sesuai kebutuhan.

Namun, kaum Sufi menganggap ini adalah sesuatu yang bertentangan dengan sikap tawakal. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Hamzah, dia berkata: “Aku benar-benar merasa malu kepada Allah jika sampai mengarungi padang pasir dalam keadaan perut kenyang. Aku juga benar-benar bersikap tawakal kepada Allah agar rasa kenyangku tidak menjadi bekal yang akan aku bawa dalam mengarunginya.”

Banyak cerita-cerita yang dinisbatkan kepada kaum sufi yang bertujuan untuk mendapatkan pujian atau sanjungan dari manusia, atau untuk menganggap diri mereka sampai pada derajat yang takwa dan tawakal yang tinggi.

Ibnul Jauzi mengatakan bahwa masalah ini sudah dibahas sebelumnya. Mereka mengira bahwa tawakal adalah meninggalkan segala sebab dan upaya. Andaikan ini benar, berarti tindakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang membawa bekal tatkala pergi ke gua telah keluar dari hakikat tawakal. Yaitu ketika Rasulullah hendak hijrah ke Madinah, Asma binti Abi Bakar membawa bekal untuk Rasulullah dan Abu Bakar. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah dan Abu Bakar memahami pentingnya membawa bekal dalam perjalanan.

Lihat: Doa, Tawakal dan Ikhtiar

Kalaulah perbuatan Nabi membawa bekal itu keluar dari hakikat tawakal, maka nabi tentunya tidak menyuruh para sahabat untuk menyiapkan bekal bagi beliau untuk keluar berhijrah dari Makkah ke Madinah yang jaraknya sangat jauh. Nabi menempuh lebih kurang 450 KM, bukan dengan kendaraan yang cepat, tapi dengan menunggang unta.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53456-talbis-iblis-untuk-bersafar-tanpa-bekal/